PPrinsip-prinsip perkembangan
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, karena psikologi perkembanganmempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Ada beberapa manfaat mempelajari Psikologi Perkembangan,
diantaranya yaitu: 1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai
atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya. 2) Untuk mengetahui
tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya 3)Untuk
mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan
tertentu. 4) Agar dapat mempersiapkan diri
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak. 5)Khusus
bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
Setiap fase atau priode perkembangan pada dasarnya selalu
bertahan erat dengan priode perkembangan yang mendahuluinya. Hal ini
membuktikan bahwa manusia merupakan kesatuan yang bulat dan tujuan yang
terkandung dalam setiap perkenbangan adalah menjadi manusia dewasa yang sanggup
berdiri sendiri. Secara sepesifik, perinsip perkembangan dapat di artikan
sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan”. Bisa pula diartikan perinsip perkembangan adalah patokan
generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam
diri manusia.
Secara garis besar, peristiwa-peristiwa perkembangan mengikuti
prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1.
Never Ending Process
a.
Semua aspek perkembang saling
mempengaruhi
b.
setiap aspek perkembangan individu,
baik fisik, emosi, intelegensi maupun social satu sama lainya saling
mempengaruhi. Jadi semua komponen adanya korelasi .
c.
Perkembangan itu mangikuti pola atau
arah tertentu
d.
Setiap tahap perkambanganmerupakan
hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya. Contohnya untuk dapat berjalan anak harus dapat
berdiri terlebih dahulu.
TABEL
2.1
Arah
Tahapan Perkembangan Anak
TAHAP PERKEMBANGAN
|
JENIS PERKEMBANGAN
|
Usi 4-16 minggu
|
Bayi dapat menguasai 12 macam otot
acula motornya.
|
Usia 16-28 minggu
|
Bayi dapat menguasai otot-otot
yang menyanggah kepalanya dan menggerakkan tanganya. Ia lalu dapat meraih
benda-benda.
|
Usia 28-40 minggu
|
Ia dapat menguasai badan dan
tanganya. Ia mulai dapat duduk, menagkap, dan mempermainkan benda-benda.
|
Tahun kedua
|
Anak sudah pandai berjalan dan
berlari, dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti
namanya).
|
Tahun ketiga
|
Anak dapat berbicara dalam kalimat
dan menggunakan kata-kata sebagai alat berfikir.
|
Tahun keempat
|
Anak mulai banyak bertanya dan
dabat berdiri sediri.
|
Tahun kelima
|
Anak telah matang dalam menguasai
gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih
panjang, lebih suka bermain berkawan.
|
Yelon dan welnsten (1977) mengemukakan tentang arah atau
pola perkembangan sebagai berikut :
a.
Cephalocaudal dan proximal-distal,
maksudnya, perkembangan manusia itu dimolai dari kepala ke kaki (cephalocaudal)
dan dari tengah paru-paru, jantung dan sebagainya, ke pinggir, tangan
(proximal-distal).
b.
Struktur mendahului fungsi. Ini
berarti bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsi setelah matang
strukturnya. Seperti mata, akan dapat melihat setelah otot-ototnya matang.
c.
Perkembangan itu berdiferensiasi.
Maksudnya perkembngan itu berlangsung dari umum ke khusus (sepesifik).
d.
Perkembangan itu berlangsung dari
konkrit ke abstrak. Maksudnya perkembangan terproses dari suatu kemampuan
berfikir konkrit (objek tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak).
Seperti anak kecil dapat berhitung dengan jari tangan sedangkan remaja sudah
tidak lagi.
e.
Perkembangan berlangsung dari
egosentrisme kepersepektivisme.
f.
Perkembangan itu berlangsung dari
”outter control to inner control”
Menurut almediwirja 1983, simanjutak dan pasar ibu 1979,
syah 1995, kantono 1983 kasiram 1983, sholeh soerjadinata 1971dalam buku
psikologi umum karya Drs. Alex Sobur. M.si prinsip-prinsip pekembangan antara
lain sebagai berikut:
a.
Perkembangan mencakup rangkaian
perubahan yang bersifat progresif.teratur. koheren dan berkesinambungan.
b.
Perkembangan dimulai dari
respan-respon yang sifatnya umum menuju khusus. Contohnya, seorang bayi
mulan-mulan tesemyum melihat wajah manusia. Dengan bertumbuhnya usia bayi, ia
akan membedakan wajah-wajah tertentu.
c.
Tahapan perkembangan yang
berlangsung secara berantai. Contohnya dalam perkembangan bicara misalnya,
sebelum seorang anak berkata-kata terlebih dahulu ia akan mengecoh.
Setiap fase perkembangan memiliki cirri dan sifat yang khas,
sehingga ada tingkah laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk. Yang
sebenarnya merupakan tingkah laku yang wajar untuk fase tertentu. Para orang
tua sering mengomentari perubahan kelakuan ini sebagai ‘dulu ia manis, patuh
sekarang jadi bandel dank eras kepala” para ahli mengemukakan bahwa masa terang
untuk tidak tenang pada anak trejadi silih berganti namun adanya
perubahan itu lah perubahan cirri terjadinya perkembangan.
a.
Setiap anak mempunyai tempo
kecepatan perkembangan sediri-sendri. Tempo perkembangan mausia pada umumnya
tebagi dlam kategori cepat, sedang, dan lambat. Teori perkembangan yang selalu
cepat atau terlalu lambat, biasanya menunjukkan kelainan yang relative sangat
jarang terjadi.
b.
Setiap orang akan megalami tahapan
perkembangan yang berlangsung secara berantai.
c.
Perkembangan tidak terbatas dalam
arti tumbuh menjadi besar, namun mencakup rangkaian perubahan yang bersifat
progresif, tertur, koheren dan berkesinambungan.
d.
Dalam perkembangan terdapat masa
peka. Ialah suatu masa dalam perkenbangan anak, saat suatu fungsi jasmani
ataupun rohani, dapat berkembang dengan cepat jika nendapat latihan yang baik
dan kontinyu.
B.
Fase-fase perkembangan
1.
Pengertian
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau
pembabakan rentang perjalanan kehidipan individu yang di warna cirri-ciri
khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.
2.
Proses perkembangan
Secara umum, proses dapat diartikan sebagai runtutan
perubahan yang terjadi dalam perkenbangan sesuatu. Menurut Huelock (1980)
merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental changes). Manusia, menurut Elzabeth B.hurlock takpernah statis
atau berhenti. Karena perubahan-perubahan senan tiasa terjadi dalam dirinya
dalam berbagai kapasitas baik yang bersifat biologis maupun pesikologis.
Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai
menjadi “person” berlangsung dalam 3 tahapan.
a.
Tahapan proses konsepsi (pembuahan
selovun ibu oleh sel seperma ayah).
b.
Tahapan proses kelahiran (saat
keluarnya bayi, dari rahim ibu).
c.
Tahapan proses perkembangan individu
bayi menjadi seorang pribadi yang khas (development or selfhood).
Agar dapat memudahkan dalam mempelajari fase perkembangan
akan dikelompokkan dalam 3 bagian, yaitu berdasarkan analisis, didaktis dan
psikologis.
a.
Tahap perkembangan berdasarkan
analisis biologis
1.
Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai
dewasa dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya 7 tahun, yaitu :
-
Tahap
I : dari 0,0 – 7,0 tahun
(masa anak kecil/masa bermain)
-
Tahap
II : dari 7,0 – 14,0 Tahun (masa
anak, masa sekolah rendah)
-
Tahap III
: dari 14,0 – 21,0 tahun (masa remaja /
pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
Penahapan
ini didasarkan pada geljala dalam perkembangan fisik (jasmani). Halini dapat
dicirikan dari tahap I dan Tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, tahap II
dengan tahap III ditandai dengan mulai berfasenya organ-organ seksual.
2.
Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu yakni :
- Tahap
I : fase renatal (sebelum
lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau
280 hari.
-
Tahap
II : invancy (orok), mulai
a.
Invancy atau neonates (dari lahir –
14 hari)
Fase
ini merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan. Pada masa ini bayi mengalami
masa tenang dan tidak banyak terjadi perubahan.
b.
Masa bayi (antara 2 minggu – 2
tahun)
Lama
kelamaan bayi muali berusaha melepaskan diri dimulai dengan belajar berdiri
sendiri. Jadi, masa ini dimulai pada masa ketika anak sangat tergantung pada
lingkungan dan kemudian karena perkembangan anak mulai berusaha menjadi lebih
independent. Contoh : jalan sendiri.
c.
Masa anak (2 – 10/11 tahun)
Masa
ini, anak masih immature. Tanda-tanda khas : usaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan, sehingga ia merasa bahwa dirinya merupakan sebagian dari lingkungan
yang ada. Penyesuaian social dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai
pertanyaan. Pada usia tiga tahun, masa ini dikenal sebagai masa strum und drang
dan periode haus nama. Usia 6 tahun merupakan masa penting untuk proses
sosialisasi.
-
Masa remaja (11/12 – 20/21 tahun)
Masa
remaja adalah masa peralihan untuk transisi dari anak menuju dewasa. Masa
remaja dibagi menjadi 3 bagian. Yaitu :
a.
Pra remaja (11/12-13/14 tahun)
Masa
ini merupakan masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya 1 tahun. Untuk wanita
11/12-12/13 tahun. Untuk laki-laki 12/13-13-14 tahun. Dikatakan juga sebagai
fase negative dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama seks.
b.
Remaja awal (13/14-17 tahun)
Perubahan
fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ketidakstabilan emosional
karena ia mencari identitas dirinya
Remaja lanjut (17-20/21 tahun)
Pada
masa ini, ia berusaha memantapkan identitas diri dan ingin mencapai
ketidaktergantungan emosional.
-
Dewasa
Fase
dewasa terbagi 2 bagian. Yaitu :
a.
Dewasa awal (21-40 tahun)
Tahap
ini adalah masa penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru. Dan harapan
mengembangkan sifat-sifat, mengurus keluarga dan lain sebagainya.
b.
Dewasa menengah (40-60 tahun)
Merupakan
masa transisi, masa penyesuaian kembali eguilibrium – diseguolibrium. Masa yang
ditakuti karena mendekati masa tua.
b.
Tahap perkembangan berdasarkan
didaktis
Dasar
didaktis atau instruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa
kemungkinan :
1.
Apa yang harus diberikan kepada anak
didik pada masa-masa tertentu
2.
Bagaimana caranya mengajar atau
menyajikan pengalaman belajar pada anak didik pada masa-masa tertentu.
3.
Kedua hal tersebut dilakukan secara
bersamaan yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau
instruksional. Antara lain pendapat Commenius dan pendapat Rosseau.
-
Commenius, dipandang dari
pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang berlangsung dalam 4 jenjang.
Yaitu :
a.
Sekolah ibu untuk anak-anak 0,0 –
6,0 tahun
b.
Sekolah bahasa ibu untuk anak-anak
usia 6,0 -12,0 tahun
c.
Sekolah latin untuk remaja usia 12,0
– 18 tahun
d.
Akademi untuk pemuda-pemudi usia
18,0 – 24 tahun.
-
Rosseau. Penahapan perkembangan
menurut Rosseau adalah :
a.
Tahap I : 0,0 –
2,0 tahun usia asuhan
b.
Tahap II : 2,0 – 12,0 tahun
masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
c.
Tahap III : 12,0 – 15,0 tahun
periode pendidikan akal.
d.
Tahap IV : 15,0 – 20,0 periode
pendidikan watak dan pendidikan agama.
c.
Tahap perkembangan berdasarkan
psikologis
Para
ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis
tahap perkembangan, mencari pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu
pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke
fase yang lain. Selama masa perkembangan pada umumnya individu mengalami masa
kegoncangan 2 kali. Yaitu :
1.
Kira-kira pada tahun ketiga atau
keempat
2.
Pada permulaan masa pubertas
Berdasarkan
dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan dapat digambarkan melewati tiga
periode, yaitu :
1.
Dari lahir sampai kegoncangan
pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak),
2.
Dari masa kegoncangan pertama sampai
masa kegoncangan kedua yang biasa disebut masa keserasian bersekolah.
3.
Dari masa kegoncangan kedua sampai
akhir masa remaja yang biasa disebut kematangan.
C.
Kriteria penahapan perkembangan
Perkembangan
individu sejak lahir sampai masa kematangan dapat digambarkan sebagai berikut :
Fase-fase
perkembangan individu
Tahap
perkembangan
|
Usia
|
Masa
usia pra sekolah
Masa
usia sekolah dasar
Masa
usia sekolah menengah
Masa
usia mahasiswa
|
0,0
– 6,0
6,0
– 12,0
12,0
– 18,0
18,0
– 25,0
|
1.
Masa pra sekolah
Pada
masa ini diperinci menjadi 2 masa, yaitu :
a.
Masa vital : pada masa ini, individu
menggunakan fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya untuk
masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai
masa oral (mulut) karena dipandang sebagai sumber kenikmatan dan
ketidaknikmatan, pada tahun kedua anak telah berjalan dengan itu anak mulai
belajar menguasai ruang.
b.
Masa ekstotik. Pada masa ini
dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Dalam arti bahwa
perkembangan anak terutama adalah fungsi panca indra.
2.
Masa usia sekolah dasar atau masa
keserasian bersekolah
a.
Masa kelas rendah sekolah dasar.
Kira-kira 6/7 tahun – 9/10 tahun
Beberapa
sifat anak-anak pada masa ini seperti berikut :
-
Adanya hubungan positif yang tinggi
antara keadaan jasmani dengan prestasi.
-
Sikap tunduk kepada peraturan
permainan yang tradisional.
-
Adanya kecenderungan memuji diri
sendiri.
-
Suka membandingkan dirinya dengan
anak yang lain.
-
Apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal maka soal itu dianggap tidak penting.
-
Pada masa ini (terutama usia 6,0 -
8,0 tahun) anak menghendaki nilai (angka raport) yang baik, tanpa mengingat
apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
b.
Masa kelas tinggi sekolh dasar,
kira-kira umur 9,0/10,0 – 12,0/13,0 tahun.
Beberapa
sifat khasnya adalah :
-
Adanya minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang kongkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan
untuk membandingkan pekerjaan yang praktis.
-
Amat realistis, ingin mengetahui,
ingin belajar.
-
Pada masa ini, anak memandang nilai
sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
Masa
keserasian bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut
poeral. Sifat2 khas anak-anak masa poeral ini dapat disingkat dalam 2 hal.
Yaitu :
-
Ditunjukkan untuk berkuasa : sikap,
tingkah laku dan perbuatan anak poeral ditunjukkan untuk berpuasa : apa yang
diidam2kannya adalah si kuat, si juara, si jujur dan sebagainya.
-
Ekstra versi : bererientasi keluar
dirinya : misalnya, untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan
fisiknya.
3.
Masa usia sekolah menengah
Masa
ini dapat diperinci lahi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut :
a.
Masa pra remaja (remaja awal)
Masa
pra remaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relative singkat. Masa ini
ditandai oleh sifat-sifat negative PD. Sifat remaja sehingga sering kali
disebut masa negative.
b.
Masa remaja (remaja madya)
Pada
masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernlai, pantas
dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja
(mendewa2kan), yang sebagai gejala remaja. Objek pemujaan itu telah menjadi
lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai
tertentu (personifikasi nilai2), pada anak laki2 sering atif meniru sedangkan
pada anak perempuan kebanyakan pasif mengagumi dan memujanya dalam hayalan.
c.
Masa remaja akhir
Setelah
remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dirinya telah tercapailah masa
remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.
d.
Masa kemahasiswaan
Masa
usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 – 25,0 tahun. Mereka dapat
digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa
madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa
ini ialah pemantapan pendirian hidup.
Tahap
Perkembangan Psikososial Manusia
“Tahap perkembangan psikososial
sudah dimulai sejak manusia berada pada usia pranatal”
Seorang ilmuwan Erik Erikson, dalam
buku ilmiahnya pernah menulis satu susunan tahap demi tahap perkembangan
psiko-sosial manusia dari urutan yang paling awal hingga urutan akhir
perkembangannya. Tahap perkembangan psiko-sosial ini menjadi begitu terkenal,
karena itu banyak diskusi ilmiah membahasnya hingga saat ini. Erik sendiri
lebih suka menyebut tahap-tahap ini dengan istilah “psychosocial development”
Erik Erikson adalah seorang ilmuwan
kelahiran 15 Juni 1902 di Frankfurt-am-Main, Jerman. Beliau meninggal pada 12
Mei 1994 di kediaman terakhirnya,Harwich, Cape Cod, Massachusetts, Amerika
Serikat. Erik Erikson adalah salah satu ahli psikologi perkembangan yang terhebat
di planet ini.
Teori Delapan Tahap Perkembangan Manusia merupakan teorinya yang paling terkenal. Erik sendiri adalah seorang penganut Freudian, namun ia lebih tertarik pada penelaahan psikologi sosial.
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.
Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap. Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.
Teori Delapan Tahap Perkembangan Manusia merupakan teorinya yang paling terkenal. Erik sendiri adalah seorang penganut Freudian, namun ia lebih tertarik pada penelaahan psikologi sosial.
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud.
Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap. Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya.
Pembagian tahap-tahap ini
berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia:
1. bayi (0-1 tahun),
2. balita (2-3 tahun),
3. pra-sekolah (3-6 tahun),
4. usia sekolah (7-12 tahun),
5. remaja (12-18 tahun),
6. pemuda (usia 20-an),
7. separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an),
8. manula (usia 50-an dan seterusnya).
Masing-masing tahapan juga memiliki tugas perkembangan sendiri yang bersifat psikososial.
Kendra Cherry sorang psikolog yang juga seorang jurnalis telah membahas lebih dalam dalam diskusinya menyangkut 8 tahap perkembangan psiko sosial ini.
1. bayi (0-1 tahun),
2. balita (2-3 tahun),
3. pra-sekolah (3-6 tahun),
4. usia sekolah (7-12 tahun),
5. remaja (12-18 tahun),
6. pemuda (usia 20-an),
7. separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an),
8. manula (usia 50-an dan seterusnya).
Masing-masing tahapan juga memiliki tugas perkembangan sendiri yang bersifat psikososial.
Kendra Cherry sorang psikolog yang juga seorang jurnalis telah membahas lebih dalam dalam diskusinya menyangkut 8 tahap perkembangan psiko sosial ini.
Disempurnakan oleh Aliran psikologi
Moderen
Teori Erik memang harus perlu
dilengkapi sesuai dengan perkembangan jaman, namun minimal Erik dan Freud
sangat membantu ilmuwan lain untuk dapat lebih rinci mengupas dan mendalami
aspek-aspek perkembangan psikososial pada manusia pada umumnya.
Eko Budhi Purwanto,pelopor sekaligus
pencetus aliran psikologi moderen, Auratic Psychology dalam penelitiannya
bersama kelompok kajian ilmu Grahita Indonesia pada tahun 1996 – 1999, tentang
perkembangan psikosoial dan kepribadian, yang juga sudah ia publikasikan dalam
bukunya : “To be start from The begining of life”. Materi ini juga sudah
berulang kali disajikan dalam berbagai penyuluhan oleh konselor-konselor
Grahita Indonesia di seluruh Indonesia. Dalam penelitian ini, Eko Budhi
Purwanto menemukan bahwa tahap perkembangan psikososial sudah dimulai sejak
manusia berada pada usia pranatal yakni,
1. Usia 4-6 bulan di dalam kandungan
2. Usia 7- 9 bulan di dalam kandungan
1. Usia 4-6 bulan di dalam kandungan
2. Usia 7- 9 bulan di dalam kandungan
Perkembangan psikososial ini
melengkapi tahapan perkembangan sosial temuan Erik Erikson.
Dengan hasil penelitian ini dapat segera disimpulkan bahwa ada 10 tahap perkembangan psiko-sosial manusia selama hidupnya yakni,
Dengan hasil penelitian ini dapat segera disimpulkan bahwa ada 10 tahap perkembangan psiko-sosial manusia selama hidupnya yakni,
1. Usia 4-6 bulan pra-natal. — Glad
vs Fear
Perkembangan psikososial pada tahap ini lebih merupakan aktualisasi hubungan perasaan antara anak dan ibu kandungnya. Perkembangan akan berfokus pada perasaan senang, yang diperoleh dari siklus ultra median dalam diri ibunya.
Perkembangan psikososial pada tahap ini lebih merupakan aktualisasi hubungan perasaan antara anak dan ibu kandungnya. Perkembangan akan berfokus pada perasaan senang, yang diperoleh dari siklus ultra median dalam diri ibunya.
2. Usia 7-9 bulan pra-natal —
Calmness vs Anxiety
Perkembangan tahap ini lebih bertumpu pada bagaimana manusia bisa mengkolaborasi antara perasaan takut dan senang dalam bentuk ketenangan. Bila pada tahap ini manusia mengalami kegagalan maka kecemasan yang akan mendominasi diri bayi.
Eko Budhi Purwanto lebih suka menyebut kedua tahap perkembangan diatas dengan istilah “psychobiosocial development stages”, terlebih karena perkembangan psikososial anak dalam bentuk janin secara umum juga dipengaruhi oleh aspek-aspek perkembangan biologisnya.
Perkembangan tahap ini lebih bertumpu pada bagaimana manusia bisa mengkolaborasi antara perasaan takut dan senang dalam bentuk ketenangan. Bila pada tahap ini manusia mengalami kegagalan maka kecemasan yang akan mendominasi diri bayi.
Eko Budhi Purwanto lebih suka menyebut kedua tahap perkembangan diatas dengan istilah “psychobiosocial development stages”, terlebih karena perkembangan psikososial anak dalam bentuk janin secara umum juga dipengaruhi oleh aspek-aspek perkembangan biologisnya.
Seperti yang dihasilkan dalam forum
diskusi ilmiah oleh Kendra Cherry pada ADG Guide Forum, tahapan tersebut telah
lebih disempurnakan seperti di bawah ini,
3. Bayi (0-1 tahun), Trust vs
Miss-trust
Tahap kepercayaan atas harapan menjadi bagian tahapan yang sangat kritis bagi manusia. Tahapan ini adalah bagian aneksasi pribadi manusia,karena gagalnya perolehan kepercayaan pada tahap perkembangan ini akan sangat mungkin menimbulkan krisis kepercayaan.
Tahap kepercayaan atas harapan menjadi bagian tahapan yang sangat kritis bagi manusia. Tahapan ini adalah bagian aneksasi pribadi manusia,karena gagalnya perolehan kepercayaan pada tahap perkembangan ini akan sangat mungkin menimbulkan krisis kepercayaan.
4. Balita (2-3 tahun) Autonomi vs
Doubt/Shame
Tahap otonomi adalah satu tahapan dimana manusia memerlukan kesempatan untuk mendapatkan hak untuk mengatur dirinya sendiri tanpa pengaruh kekuasaan manusia lainnya. Apabila pemenuhan kebutuhan otonom ini tidak diperoleh, maka manusia akan selalu hidup dalam keraguan.
Tahap otonomi adalah satu tahapan dimana manusia memerlukan kesempatan untuk mendapatkan hak untuk mengatur dirinya sendiri tanpa pengaruh kekuasaan manusia lainnya. Apabila pemenuhan kebutuhan otonom ini tidak diperoleh, maka manusia akan selalu hidup dalam keraguan.
5. Pra-sekolah (3-6 tahun).
Initiative Versus Guilt
Tahap perkembangan lebih berfokus pada perkembangan inisiatif diri.
Tahap perkembangan lebih berfokus pada perkembangan inisiatif diri.
6. Usia sekolah (7-12 tahun).
Industry Versus Inferiority
Pada tahap ini,manusia mulai mencoba untuk beraktualisai dengan teman-temannya, dengan tujuan agar mereka mendapatkan pengakuan atas kemampuannya. Bila menemui kegagalan dalam perkembangan ini, manusia yang bersangkutan akan lebih menjadi bersifat inferior.
Pada tahap ini,manusia mulai mencoba untuk beraktualisai dengan teman-temannya, dengan tujuan agar mereka mendapatkan pengakuan atas kemampuannya. Bila menemui kegagalan dalam perkembangan ini, manusia yang bersangkutan akan lebih menjadi bersifat inferior.
7, Remaja (12-18 tahun). Identity
Versus Confusion
Tahap ini lebih ditekankan pada proses pencarian jatidiri. Perasaan aman, dan merdeka menjadi kebutuhab utama bagi manusia untuk dapat menikmati perkembangan ini.
Tahap ini lebih ditekankan pada proses pencarian jatidiri. Perasaan aman, dan merdeka menjadi kebutuhab utama bagi manusia untuk dapat menikmati perkembangan ini.
8. Pemuda (usia 20-an). Intimacy
Versus Isolation
Tahap perkembangan ini lebih berfokus pada hubungan heterososial, termasuk didalamnya harapan akan pemenuhan kebutuhan dicintai, keintiman, dan kemesraan.
Tahap perkembangan ini lebih berfokus pada hubungan heterososial, termasuk didalamnya harapan akan pemenuhan kebutuhan dicintai, keintiman, dan kemesraan.
9. Usia Paruh Baya (akhir 20-an
hingga 50-an). Generativity Versus Stagnation
Tahap perkembangan ini lebih berfokus pada bagaimana manusia mampu mengatasi problem-problem sosial pada umumnya, termasuk persoalan keluarga, tetangga, dan kebutuhan ekonomi-sosialnya.
Tahap perkembangan ini lebih berfokus pada bagaimana manusia mampu mengatasi problem-problem sosial pada umumnya, termasuk persoalan keluarga, tetangga, dan kebutuhan ekonomi-sosialnya.
10. Usia 65 – meninggal. Integrity
Versus Despair
Perembangan psikososial pada tahap ini akan berfokus pada pertanyaan ” Apakah selama ini aku benar-benar berhasil, bagi diriku dan orang lain? Dan apakah aku juga berhasil membangun hidup untuk kebahagiaan pada akhir hidupku nanti?” Harapan akan kedamaian, ketentraman menjadi sesuatu yang membuat manusia bersangkutan menikmati perkembangan ini.
Perembangan psikososial pada tahap ini akan berfokus pada pertanyaan ” Apakah selama ini aku benar-benar berhasil, bagi diriku dan orang lain? Dan apakah aku juga berhasil membangun hidup untuk kebahagiaan pada akhir hidupku nanti?” Harapan akan kedamaian, ketentraman menjadi sesuatu yang membuat manusia bersangkutan menikmati perkembangan ini.
Referensi
“Erik Erikson, 91, Psychoanalyst
Who Reshaped Views of Human Growth, Dies”, New York Times, 13 Maret 1994.
George Boeree. 2008. Personality
Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta:
Prismasophie. Hal. 74-78.
Clifford T. Morgan, et. al. 1986. Introduction
to Psychology. New York: McGraw-Hill Inc. P. 473
Eko Budhi Purwanto, et. al. 1998 “To
be Started from the Begining of Life” : Jakarta: Grahita Indonesia &
Batubita Inc.
Kendra Cherry, The Eight Stages
of Human Development, General Discussion on ADC Guide. 2011.